Siapakah raja bus JATIM ?


This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 28 Januari 2011

Sejarah PO MIRA/EKA


Materi tentang ini pernah saya singgung dalam postingan beberapa waktu lalu, tetapi tidak terlalu lengkap.
Karena sekarang makin banyak member baru (muda-muda), tidak ada salahnya saya akan share lagi sebagai catatan sejarah.
PO Eka / Mira sejarahnya berawal dari PO Flores yg mulai beroperasi di sekitar tahun 70 an (tahun pastinya saya agak lupa)
PO ini seangkatan dengan PO Surya Jaya, Rukun Makmur, Agung Express dll.
Pada saat awal operasi PO Flores, chassis bis di Jatim didominasi oleh MB LP 911 dan Mitsubishi T653 (kedua-duanya ber-overhang depan pendek karena berbasis chassis truk). Flores lebih memilih Mits ketimbang MB.
Era MB 911 dan Mits T653 ini adalah era pengganti bis ber-overhang depan panjang seperti Ford type D, Hino BT dan Leyland yg banyak digemari di akhir tahun 60 an- awal tahun 70 an.
Secara dratis Flores mengalami perkembangan. Trayek andalannya adalah Surabaya – Solo (mayoritas) dan sebagian kecil Surabaya – Ponorogo.
PO Flores memiliki ciri warna hijau waktu itu. PO memiliki image di maysarakat sebagai bis banter dan cenderung ugal-ugalan.
Beberapa kecelakaan fatal pernah dialami PO ini namun tidak mempengaruhi perilaku rata-rata sopir Flores yg tetap suka ngeblong dan membuat kendaraan yg disalip atau yg dari arah berlawanan jadi jantungan.
Sungguhpun begitu sebenarnya PO Flores tidak semuanya ngeblong karena sampai menjelang tahun 80 an Flores masih tua berchassis Ford serie D. Selain itu ada juga yg berchassis Hino BX EH 100 yg agak lemot.
Ketika Hino mengeluarkan BX serie EH 700 Flores sempat mengoperasikan bis bumel yg mewah. Kalo tidak salah ada 4 unit. Bis ini bumel tapi seat 2 – 2 dan jalannya nge-joss.Pada saat itu Mitsubishi juga sudah mulai mengeluarkan type baru penyempurnaan type T653 yaitu Mitsubishi FM.
Yang unik, Hino ganti mengeluarkan bis overhang pendek (sekarang ini seukuran OF 8000). Type itu sekarang mungkin yg dikembangkan jadi type Hino FB. Flores-pun punya banyak sekali armada jenis ini.
Memasuki tahun 80 an Mitsubishi dengan cemerlang mengeluarkan chassis pertamanya yg ber-overhang depan panjang yaitu Mits BM. Flores pun meremajakan armadanya dengan bis type ini disamping tetap menambah dengan Hino BX dan beberapa MB OF.
Di saat mulai memakai Mits BM inilah tragedi besar terjadi. Kecelakaan bis Flores tertabrak kereta api membuat Flores berhenti operasi.
Waktu itu Flores Mits BM berbody Morodadi (Tan A King) yg dikemudikan oleh Marwan yg sedang membawa rombongan anak sekolah SMP dari Jombang tertabrak kereta api di daerah Solo.
Masyarakat marah dan memprotes keras kepada PO Flores dengan cara mencegat dan merusak PO Flores, sehingga akhirnya PO in terpaksa harus menyetop operasi.
Beberapa bulan kemudian Flores muncul dengan nama baru. Yaitu Eka untuk armada yang berchassis Mits, Mira untuk armada yg berchassis Hino dan Victory untuk yg berchassis MB.
Akhirnya, Victory tidak jadi dipakai dan berganti dengan Ita untuk melayani trayek surabaya – ponorogo. Sementara Eka dan Mira untuk Surabaya – Solo.
Sejak itu warna Hijau ditinggalkan dan berganti jadi putih krem dan cokat. Sudangkan untuk Mira ditambah garis biru tua.
Memasuki era 85 an pembagian Eka dan Mira berdasarkan chassis sudah tidak diberlakukan lagi. Sebagian armada Mira Hino lama diganti Mitsubishi BM dan bahkan PO ini meluncurkan gebrakan dengan munculnya bis ATB pertama dengan nama Surya Agung berchassis Mits BM ber AC gantung untuk jurusan Surabaya – Ponorogo. Beberapa tahun kemudian disusul dengan armada Hino RK kompor ATB dan Nissan CB berbendera Eka untuk Surabaya – Solo – Yogya disusul juga Mira berbasis Hino AK untuk surabaya Solo.
Memang setelah sukses kembali dengan nama-nama baru, Eka dan Mira sempat jatuh ke pelukan Nissan tepat pada saat bossnya memutuskan untuk menjadi dealer Nissan untuk daerah Mojokerto dan sekitarnya. Ketika itu Eka sedang mengawali merinstis Patas Surabaya – Yogya dengan Hino AK AC gantung body New Armada bersaing dengan Patas Hino AK New Armadanya Sumber Kencono. Alhasil Ekapun secara bertahap mengganti armada Patas Hinonya dengan Nissan RB dan armada bumelnya dengan Nissan CB.
Sumber Kencono tidal mau ketinggalan dengan Mits RM nya.
Tapi tampaknya persaingan kelas Patas dimenangkan oleh Eka hingga akhirnya SK mundur teratur dari kelas ini dan tinggal fokus ke bumel.
Cukup lama Eka / Mira bermesraan dengan Nissan hingga entah mengapa akhirnya belakangan ini berpaling lagi ke Hino.
Sekarang ini Mira hanya dikonsentrasikan ke bumel sedangkan Eka dikonsentrasikan ke Patas, adapun Ita yg untuk trayek pendek sudah tidak dioperasikan lagi.
Perjalan panjang Flores yg ber-metamorfosa ke Eka / Mira patut diacungi jempol. Sebuah upaya mempertahankan bisnis yg penuh dinamika dan tantangan.
Hasilnya Eka dan Mira tetap menjadi PO yg bisa dibanggakan masyarakat Jatim
Sekian dan Salam.
[Didik Sasono Setyadi]
[Foto dari koleksi Pak Prast]

Fenomena PO Sumber Kencono


KENAPA bus PO Sumber Kencono yang berbasis di Krian, Sidoarjo sering
kecelakaan? Dalam perspektif saya, selama belum ada undang-undang pembatasan
kecepatan kendaraan di jalan raya, jangan harap bus-bus yang melaju di jalanan
akan terkontrol kecepatannya. Sebaliknya, nikmatilah keganasan mesin-mesin bus
ber-cc besar yang digeber habis di jalan raya.
Sumber Kencono (SK) adalah fenomena yang nyata. SK adalah mesin uang bagi
pemilik PO itu, bagi crew, dan sebagian besar pengguna jasanya. Banyak pengamen
dan pedagang asongan yang menggantungkan hidup dari SK di jalur
Surabaya-Madiun- Solo-Jogja, Surabaya-Madiun-Solo-Semarang.
Sang fenomena ini berangkat tiap interval sekitar 20 menit sekali selama 24 jam
non stop di jalur Surabaya-Madiun-Solo-Jogja. Banyak konsumen bus yang jadi penumpang bus ini dan selalu menantinya yang akan embawa mereka ke kota tujuan. Di jalur Surabaya-Jogja PP belum ada PO lain
yang bisa menandingi ‘kedigdayaan’ PO ini.
Walaupun sering terjadi kecelakaan baik fatal maupun ringan, tidak menyurutkan penggemarnya untuk tetap menggunakan jasa bus ini.
Coba anda naik bus satu ini. Dalam perjalanan Anda pasti akan disuguhi fenomena
yang nyata. Seringnya sesama bus SK yang saling berpapasan. Dekatnya interval
pemberangkatan bus satu dengan bus SK di depan dan di belakangnya.
Berjubelnya penumpang pada jam dan hari tertentu yang menaiki bus ini.
Semua karena populasi armada SK yang memang banyak dan menguasai jalur ini, walaupun
ada kompetitor lain seperti PO Mira, PO Eka, PO Akas atau PO Restu.
Dengan karakter pengemudi tunggal yang membawa bus untuk perjalanan satu rit
(pergi-pulang), maka pengemudi dituntut tiba di tujuan lebih awal untuk
memaksimalkan waktu istirahat yang lebih panjang di terminal. Alhasil, sopir
dituntut memacu busnya cepat dan cepat. Whuss whusss…

Rabu, 26 Januari 2011

sejarah bus PATAS AC

Bus Patas AC di Jawa Timur dipelopori oleh Kalisari (MB OH) dan Hafana (Hino AK dan Mitsubishi BM) jurusan Surabaya - Malang. Waktu di Surabaya berangkatnya masih dari terminal Joyoboyo (Wonokromo).
 
Setelah Kalisari dan Hafana yang muncul duluan menyusul mereka adalah Haz (Hino RK), Menggala (MB OH dan OK), Mandala (Hino RK), Dhana Dasih (Hino RK), Laksana Anda (Hino AK, Mits MB) terus akhirnya bermunculan nama-nama baru seperti sekarang antara lain Pangeran (Hino RK), Medali Mas (Hino RK) dan lain-lain  
 
Setelah sukses dengan Patas Surabaya - Malang, kemudian dibuka beberapa jurusan lain antara lain:
 
1. Surabaya - Madiun (sampai Ponorogo)
Pertama kali dilayani oleh Mandala (Hino RK dan AK), Widji (Mitsubishi BM), Kalisari (MB OH) dan Akas (MB OH dan Hino AK). Setelah itu Widji mulai mundur, disusul Akas dan Kalisari, seiring dengan mulai masuknnya Cendana, Indrapura, Jaya dan Restu. Setelah itu Mandala mulai berganti-ganti pemilik, mulai dari sebagian dibeli Puspa Indah, Ladju dan Sumber Lumayan. Sayangnya kualitas pelayanan penumpang Patas AC Surabaya - Madiun ini tidak bagus karena umumnya dipakai pola setoran sehingga harga tiket tidak standar dan jadwal keberangkatan jadi kacau. --> saat ini yang masih terlihat, Cendana Group, Indrapura, Jaya saja... kalisari juga sudah menghentikan operasi di jalur ini.
 
2. Surabaya  - Kediri - Tulungagung / Trenggalek
Pertama kali dilayani Harapan Jaya dan Rukun Jaya. Dalam perkembangannya Rukun Jaya diambil alih oleh Harapan Jaya. Semua bus Harapan Jaya pertama kali pakai Hino RK,sedangkan Rukun Jaya pakai Mitsubishi BM. Setelah itu dalam perkemabangannya muncul Sri Lestari dan Setiawan--> Rukun Jaya entah kemana saat ini, karena bis bumel pun tinggal bis mini....Sri Lestari armada patasnya telah disikat ludes oleh Harjay pada tahun ini.... jadi nyaris tersisa 1/2 biji setiawan dan saat ini
 
3. Surabaya - Probolinggo, Surabaya - Jember, Surabaya - Bondowoso, Surabaya - Banyuwangi.
Jalur ini sejak awal adalah punya AKAS. (ada Akas I, II dan IV) bermain di kelas Patas jalur ini termasuk MIla Sejahtera. Busnya macam-macam yang dipakai mulai dari MB OH, Hino RK - AK, Nissan CB - RB , yang jelas untuk kelas Patas AKAS group tidak pernah pakai Mitsubishi. Selain AKAS yang pertama kali ikut melayani jalur ini adalah Tjipto (Hino RK dan MB OH) serta Jember Indah (MB OH) --> saat ini sering dicaploknya Tjipto II oleh Ladju, Ladju mulai bermain-main di jalur ini
 
Catatan: Hampir sama dengan jalur ini, di Malang di buka jalur Malang - Probolinggo - Jember. Pemulanya adalah Akas II (MB OH) dan Tjipto (Hino RK dan MB OH).--> Jember Indah juga sempat bermain patas dijalur ini, namun saat ini tidak terlihat 
 
4. Surabaya - Bojonegoro
Hanya dilayani sebentar oleh Widji (saya lupa armadanya pakai apa). Dari Surabaya diberangkatkan dari Terminal Jembatan Merah. Setelah itu dianggap gagal dan tidak dilanjutkan lagi.  ---> Sampai sekarang tidak ada bus Patas nya... kalah dari pasukan ATB
 
5. Surabaya - Solo - Yogya
Perintis Patas Surabaya - Solo adalah Mandala (Hino RK Turbo), sedangakan Surabaya - Solo - Yogya adalah Mila Sejahtera (Hino RK dan AK), Agung Express /Milik Mandala (Hino AK) dan Karmina Rizky (Akas Group - Hino AK). Kemudian akhirnya Mandala dan Agung hilang digantikan oleh EKA (generasi pertama Hino AK, Nissan RB) serta Sumber Kencono (Hino AK, Mits RM) dan  Jaya Utama (MB OH). --->Sumber Kencono dan Jaya Utama tersisih dengan manis melawan EKA, Eka melalui bendera Mira dengan Hino AK, membuka jalur Surabaya Madiun Solo namun karena kurang laku ditutup dan seluruh bis di branding ke EKA.  Patas Mila sekarang sudah sulit ditemui, bahkan yang atas Nama Akas NNR pun tinggal 2 bus sehari yang kelihatan beroperasi
 
6. Surabaya - Tuban - Semarang
Perintisnya adalah Mandalasari (Hino AK, RK, MB OH) dan Trigaya Putra (Nissan RB,CB). Setelah itu Mandalasari hilang dari peredaran seiring dengan masuknya Jaya Utama (MB OH eks Bus Malam sekarang Hino RG), Jawa Indah (MB OH eks bus malam sekarang MB 1518 dan 1521 ),  disusul oleh Sinar Mandiri Mulia (Restu Group Nissan CB, Hino AK) , Widji (MB OH dan Hino RG) dan Nusantara (Scania dan Hino RG) ---> Semuanya masih eksis hingga kini dengan penambahan.... Trigaya Putra diakuisisi Jaya Utama, kemudian jaya utama nambah trayek patas melalui bendera Indonesia

Beberapa Trayek baru yang gagal

  • Blitar - Malang dengan armada Bagong mini... yang sama sekali tidak dilirik oleh orang Blitar (patas kog pake bis mini  )
  • Blitar - Pare-Surabaya Oleh Harapan Jaya, juga hanya bertahan beberapa bulan saja. (wah seandainya Blitar-Malang-Sby pasti akan lain cerita) timing saat itu kurang pas karena disaat itu sisa-sisa Mandala ATB masih banyak beredar, beda dengan sekarang, NYARIS tak ada bis akdp AC masuk Blitar.  Salah satu faktor kegagalan bis patas di blitar karena bersaing dengan tarif kereta api yang murahnya luar biasa, selisih s/d 80% dari tarif bumel bis
Catatan: Ada Patas Surabaya - Semarang yang lewat Solo yaitu Mila Sejahtera (MB OH) -- saya tidak tahu masih beroperasi apa tidak      -->Tidak ada Mila ke arah semarang saat ini.... sepertinya sudah tidak dijumpai lagi 
 

sejarah bus AC tarif ekonomi

Urun rembug...
Lagi2 postingan Pak Didik membuat saya bernostalgia di jalur tengah.
Surya Agung ATB dgn AC gantung dan pintu belakang yg letaknya agak ke tengah ya pak?
menambahkan pak Didik,Trigaya ATB selain RKT L 3886 CG juga punya L 3743 CG Nissan CB dijalur Surabaya-Madiun-Solo,selain itu Akas juga pernah bermain ATB di jalur ini,yang saya ingat N 3994 N dan N 3759 SC dan N 3760 SC semuanya armada MB OH.
Umtuk jalur Surabaya-Ponorogo tentunya yg fenomenal adalah Akasdi tahun 93 keatas dgn armadanya yg menggunakan MB OH sebagai jagoannya,dari Madiun ke arah Surabaya dari jam 2 siang sampe jam 4 sore pasti ditunggu oleh penumpang,bahkan okupansi Akas ATB ini diatas rata2 Sumber Kencono  dan Mira,bahkan PO Lancar pun mengeluarkan ATB banci AE 3755 V MB OH.

Untuk jalur Surabaya-Kertosono-Kediri-Tulungagyng yang paling heboh menurut saya adalah thn 93 Oktober,Harapan Jaya merilis ATB OH 1521 7 Speed balutan New Patriot AG 3939 SB,AG 3930 SB,AG 3931 SB dan AG 3932 SB ( sama dgn versi bis malam Jakrtanya),MB 7 Speed pertama untuk menandingi Akas yang juga ikutan ngelen Probolinggo-Surabaya-Kediri-T.agung dgn armada ATBnya, tidak puas sampe disitu Harjay dipertengahan 1994 merilis 2 ATB AG 3761 SC dan AG 3763 SC balutan Bravo Cruiser masih ingat pak Didik?di bodi kiri Harjay ini tertulis Air Conditioner Service ( sama dgn armada bis malam Jakartanya ) padahal Harjay masih memiliki 3 ATB AG 3831 S,AG 3832 S dan AG 3766 SA.
Suatu kebijakan yang menurut saya lucu dan aneh sebab armada2 Harapan Jaya ATB ini malah terlihat lebih mewah dan Luks daripada Patasnya yg masih berbalut MB OH Patriot dan beberapa malah MB bermesin depan ( O306 ).

Sedikit OOT nih,dahulu alm. Papa saya sampai bela2in naik Harjay New Patriot ini turun di Kertosono dan menunggu kehadiran Indrapura ATB AE 3746 S atau EKa ATB L 3892 V Nissan CK untuk lanjut ke Madiun.Itung2 kapan lagi bisa mencicipi MB gress ala bis malam tp tarip biasa hehehehehe

Dahulu bis ATB Eka/Mira dan Sumber Kencono terkenal ngeblong dan banter2 di track Surabaya-Madiun-Solo-Jogja.Hanya Trigaya,Jayut dan Mandala yg ngga terlalu ngeblong.
Sedangkan di jalur Surabaya-Ponorogo Akas ngga terlalu cepat hnya saja Akas jadi pilihan karena ngga terlalu ngetem lama di terminal2 dan di Baron.

Layak kita tunggu kehadiran Sumber Kencono ATB,ngga perlu banyak2 cukup 6 s/d 10 unit saja Hino AK8 nya ditambahi AC mantap deh..

sejarah po AKAS

Dear Friend,

Saya serach di google nemu link ini http://www.portalbus.info/web/content/view/9/2/ atau http://akasmbudzasri.multiply.com/,  mungkin bisa jadi acuan. Yang mungkin bisa saya tambahkan yaitu dari generasi pertama (H Karman Amat), Akas terbagi menjadi 4 pada generasi ke2 :
1.       Akas 1 dipimpin Pak Harsono dengan trayek khusus jalur Surabaya Banyuwangi atau Malang Banyuwangi lewat jalur utara (Situbondo). Ciri-ciri bis ini adalah tulisan Akas hurufnya masing-masing tertulis terpisah. Saya dapat cerita dari Pak Harsono bahwa Akas itu singkatan dari “Allah Kuasa Alam Semesta”. Jumlah armada Akas 1 tidak sebanyak yang lain, kata mekanik di garasi ini, pemiliknya lebih senang bereskperimen dengan busnya dari pada mengembangkannya, jadi jangan heran kalau dulu busnya banyak yang sudah tidak standard dan jadi banter.
2.       Akas 2 dipimpin Pak Hartoyo (Tingok) dengan trayek ke timur lewat selatan (Jember). Dalam perkembangan, Akas 2 ini memiliki armada terbanyak dengan jurusan sampai ke Jateng (khusus jalur selatan spt Madiun, Solo, Jogja, Ponorogo) dan Bali. Di garasi ini selain nama Akas, ada juga nama Yuangga, Indonesia Abadi, Harapan Kita dan beberapa nama lain lagi yang saya nggak hapal.
3.       Akas 3 kebanyakan mempunyai rute yang sama dengan akas 2 dan sekarang banyak memakai nama Anggun Krida, Kurnia Abadi. Dulu sempat punya armada ATB dengan trayek Jember Tegal
4.       Akas 4 mempunyai rute yang berhimpitan dengan Akas 1 dan sudah masuk juga ke Jateng khusus jalur utara (Semarang) dan Bali. Ciri-ciri bis ini dulunya warna bisnya dominan abu-abu.

Dari keempat kepemilikan tersebut ada satu nama yang saya tidak tahu kepemilikannya cuman garasinya masuk di Akas 4, yaitu Mila dan Karmina Rizki. Kalau dapat cerita dari kru, Mila singkatan dari “Milik Akas” tapi gak tahu Akas yang mana.

Pada generasi ke 3 hanya sedikit informasi yang saya dapat, yaitu :
1.       Akas 1 sepertinya masih dikelola bersama oleh anak dari pemilik Akas 1, cuman saya lihat nggak ada perkembangan mulai dari dulu sampai sekarang.
2.       Akas 2 berpindah kelola ke generasi ke 3 yaitu Akas Asri (dipimpin oleh Bu Sri), Akas NNR (NNR=Nike Nora Roy) dan Akas … (sepertinya Akas saja tapi ada warna hijaunya). Pembagian ini bukan dari jumlah anak Pak Tingok, tetapi berdasarkan dari beberapa istri dari Pak Tingok. Akas Asri berkembang ke bis Malam Jember Jakarta dan Kepanjen Malang Surabaya Jakarta. Cuman trayek yang Malang Jakarta tidak bertahan lama. Akas NNR punya banyak ATB ke Solo, Jogja, Ponorogo dan Cirebon (pakai nama Harapan Kita, atau orang komuter Cirebon Probolinggo bilangnya HK atau Harkit).
3.       Akas 3 masih belum terbagi
4.       Akas 4 masih belum terbagi dan banyak main di Pariwisata.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites